Kamis, 07 Januari 2016

penelitian eksperimen



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Penelitian Eksperimen
Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa 2004). Manurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011:179). Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2011:72).
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain.
Menurut Sukardi (2011:180), penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar laboratorium. Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar laboratorium. Selain itu, penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang pendidikan.

B.       Variabel dalam Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen. Variabel yang berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variable eksperimental (treatment variable), dan variabel yang tidak dengan sengaja dilakukan tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variable noneksperimental.
Variabel eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh varibel itu, kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan variable eksperimen yang berbeda atau yang bervariasi.
Variabel noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel kontrol atau controlled variabel. Akan tetapi, sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada di luar kekuasaan eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan. Jenis variabel ini disebut variabel ekstrane atau extraneous variabel. Dalam setiap eksperimen, hasil yang berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian disebabkan oleh variable eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh variabel ekstrane. Oleh karena itu, setiap peneliti yang akan melakukan eksperimen harus memprediksi akan munculnya variabel pengganggu ini.






C.      Karakteristik Penelitian Eksperimen
Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam penelitian eksperimen, anatara lain:
1.         Variabel bebas yang dimanipulasi
Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar  pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.

2.         Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
3.         Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara dua group.

D.      Tujuan Penelitian Eksperimen
Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.

Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

E.       Syarat-syarat Penelitian Eksperimen
Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
1.        peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian;
2.        penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama;
3.        peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya;
4.        diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group)

F.       RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN
Rancangan Penelitian Eskperimen digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi peneliti. Rancangan penelitian eksperimen terdiri dari :


1.        Pra Eksperimental
Pra Eskperimental adalah penelitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi tanpa menggunakan kelompok kontrol, serta pengambilan respondon tidak dilakukan randomisasi.
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh.Hal ini disebabkan karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat (dependen).Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat (dependen) itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas (independen).Hal ini bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak (random). Bentuk pra-experimental antara lain:
a.         Rancangan kasus bentuk tunggal
Bentuk ini bisa sangat lemah kekuatannya untuk digeneralisasikan, lebih-lebih bila sudah ada sejak semulanya.
Dimana dalam rancangan penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen).Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
b.        Rancanagn Satu Kelompok Pretest-Postes
Dalam rancangan ini, pengaruhatau efek suatu tritmen diputuskan berdasarkan perbedaan antara pretest dengan posttes.
Kalau pada rancangan “a” tidak ada pretest, maka pada rancangan ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c.         Rancangan perbandingan kelompok static
Pada rancangan ini membandingkan suatu kelompok yang menerima tritmen eksperimental dengan kelompok lainnya yang tak mendapat tritmen.
Pada rancangan ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2.        Quasy Experiment
Quasy Experiment adalah penelitian eksperimental dimana pada penelitian ini sudah ada kelompok studi dan kelompok kontrol, namun pengambilan responden belum dilakukan secara randomisasi. Pada rancangan quasi eksperimen terbagi atas :
a.         Rancangan pretest-posttes yang tak ekivalen
Rancangan ini biasanya dipakaipada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas untuk yang sudah ada sebagai kelompoknya, baik untuk eksperimen maupun untuk kelompok control.
b.        Rancangan pretest-posttes pada kelompok tunggal yang materinya ekivalen
Ada dua hal menrik dari rancangan jenis ini yaitu, bisa dilaksanakan pada kelas utuh tanpa harus bingung dengan pengorganisasian kembali jadwal luas .Disamping itu situasi buatan dengan segala macam pengaruhnya dapat dikurangi.Dengan demikian, penangannya dapat dipadukan dengan kegiatan rutin dikelas bersangkutan.
3.        True Experiment
True Experiment Design adalah penelitian experimen dimana kelompok studi dan kelompok kontrol pengambilan sample-nya dilakukan secara randomisasi, serta pada kelompok studi dilakukan intervensi variabel sebab sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi.
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam rancangan ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi.Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu.Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas :
a.         Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
b.        Pretest-Posttest Control Group Design
Dalam rancangan ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c.         The Solomon Four-Group Design
Dalam rancangan ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttes.

G.      Langkah-langkah Penelitian Eksperimen
Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut.
1.        Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
2.        Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.        Pembuatan atau pengembangan instrumen.
4.        Pemilihan desain penelitian.
5.        Eksekusi prosedur.
6.        Melakukan analisis data.
7.        Memformulasikan simpulan
Langkah-langkah pokok penelitian eksperimen meliputi:
1.         Lakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan.
2.         Identifikasi dan definisikan masalahnya.
3.         Rumuskan hipoteisis, tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan definisikan istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya.
4.         Susun rencana eksperimennya:
a.         Identifikasi seluruh variabel non-eksperimental yang mungkin mengkontaminasi eksperimen dan tentukan bagaimana untuk mengontrol variabel tersebut.
b.        Pilihlah rancangan penelitiannya.
c.         Pilihlah sampel dari subyek yang representatif bagi populasi, tentukan subyek untuk kelompok kontrol dan tentukan kelompok-kelompok perlakuan eksperimen.
d.        Pilih atau susun dan validasi instrumen yang akan digunakan untuk mengukur hasil eksperimen
e.         Rancangkan prosedur pengumpulan data dan kemungkinan melakukan pilot atau uji coba untuk menyempurnakan instrumen atau rancangan.
f.         Rumuskan hipotesis statistik atau hipotesis nolnya.
5.         Lakukan eksperimen
6.         Aturlah/susun data mentah yang diperoleh, dengan tujuan pengaturan data tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik terhadap efek yang diperkirakan akan ada.
7.         Terapkan uji signifikansi untuk menentukan taraf kepercayaan terhadap hasil peneltian .
8.         Buatlah interpretasi terhadap hasil pengujian tersebut, berikan diskusi, dan buatlah laporannya.


H.    Validitas Penelitian Eksperimen
Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung pengertian bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai dengan kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria tertentu.
Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan, antara lain:
1.         Validitas internal (internal validity)
Dalam setiap penelitian eksperimental yang berkaitan dengan validitas internal mengandung beberapa kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan Morrison (2003 : 1024) ada beberapa kelemahan dalam validitas internal, antara lain:
a.         History
b.        Maturation
c.         Testing
d.        Instrumentation
e.         Selection
f.         statistical regretion
g.        experiment mortality
2.         Validitas eksternal (ekternall validity)
Selain dipengaruhi oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi oleh validitas eksternal, antara lain:
a.         interaction of treatments and treatments
Kelemahan ini terjadi apabila pengalaman responden lebih dari satu treatment. Seseorang yang dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah mengalami eksperimen yang sama maka pengamatan kedua terhadap si responden tersebut akan menjadi bias.
b.        interaction of testing and treatment
Dalam eksperimen pretest, responden harus dipekekan agar mendorong eksperimen dengan alternatif yang berbeda.


c.         interaction of selection and treatment
Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam membuat generalisasi antara beberapa kategori manusia antar grup. Sebab diantara mereka telah terjadi hubungan original yang telah terbentuk sebelumnya.
d.      interaction of setting and treatment
Antara setting penelitian dengan treatment yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya. Dengan demikian interaksi keduanya akan mendukung jalannya proses penelitian yang sedang dilakukan.
e.         interaction of history and treatment
Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian

Selanjutnya, untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat strategi umum yang dapat digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal, antara lain:
1.         Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting, atau waktu yang digunakan dari populasi yangada agar generalisasi menjadi lebih baik.
2.         Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat digunakan.
3.         Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu grup modal populasi.
4.         Menggunakan terget populasi yang spesifik (individu, seting, waktu) untuk memenuhi target yang ingin dicapai.

Dalam setiap penelitian eksperimen perlu diketahui persoalan-persoalan tentang internal maupun eksternal validitas agar subjektifitas dalam penelitian dapat dihindari.

I.         Contoh-Contoh penelitian
1.        Menyelidiki pengaruh dua jenis metode mangajar terhadap hasil belajar mata pelajaran tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan guru secara random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode mengajar
2.        Penelitian untuk menyelidiki pengaruh program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap para siswa SMP, dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelompok yang diperkenalkan dan tidak diperkenalkan dengan program tersebut tersebut dengan menggunakan pretest-posttest design, dimana hanya setengah dari siswa-siswa tersebut diberikan pretest untuk menentukan seberapa banyak perubahan sikap dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan.
3.        Studi untuk menyelidiki perbedaan pemahaman sains di kelas satu Sekolah Dasar, antara siswa yang berasal dari Taman Kanak-Kanak dan yang tidak melalui Taman Kanak-Kanak.