BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penelitian Eksperimen
Hakekat penelitian eksperimen (experimental
research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul
sebagai akibat perlakuan (Alsa 2004). Manurut Hadi (1985) penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari
suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal
tersebut, Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk
mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.
Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode
sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect
relationship) (Sukardi 2011:179). Selanjutnya, metode eksperimen adalah
metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2011:72).
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli
tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan
terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah
kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu
perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau
menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan
dengan tindakan lain.
Menurut Sukardi (2011:180), penelitian
eksperimen dalam bidang pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di
dalam laboratorium dan di luar laboratorium. Sehubungan dengan subjek dalam
pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar
laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki
oleh penelitian di luar laboratorium. Selain itu, penelitian eksperimen juga
lebih cocok dilakukan dalam bidang pendidikan.
B.
Variabel dalam Penelitian Eksperimen
Dalam
penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang
diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen. Variabel yang berkaitan secara
langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu dan
diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variable
eksperimental (treatment variable), dan variabel yang tidak dengan
sengaja dilakukan tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variable
noneksperimental.
Variabel
eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap
suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh varibel itu, kedua kelompok, yaitu
kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan variable eksperimen yang berbeda
atau yang bervariasi.
Variabel
noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel kontrol atau controlled
variabel. Akan tetapi, sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada di
luar kekuasaan eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan. Jenis variabel ini
disebut variabel ekstrane atau extraneous variabel. Dalam setiap
eksperimen, hasil yang berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian
disebabkan oleh variable eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh
variabel ekstrane. Oleh karena itu, setiap peneliti yang akan melakukan
eksperimen harus memprediksi akan munculnya variabel pengganggu ini.
C.
Karakteristik Penelitian Eksperimen
Menurut Ary
(1985), ada tiga karakteristik penting dalam penelitian eksperimen, anatara
lain:
1.
Variabel bebas yang dimanipulasi
Memanipulasi
variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
2.
Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar
tetap konstan
Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk
memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel
terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group eksperimen dan group kontrol
sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
3.
Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian
eksperimen adalah untuk melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang
menyebabkan adanya perbedaan diantara dua group.
D.
Tujuan Penelitian Eksperimen
Tujuan umum penelitian
eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu
terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang
menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen
dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh
perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving)
terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SMP
atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut
jika dibandingkan dengan metode konvensional.
Selanjutnya, tindakan di
dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua
tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui
pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada
mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan
tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya
(kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan
kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
E.
Syarat-syarat Penelitian Eksperimen
Sebuah
penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika
dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian
eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti
syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa
(2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam
melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
1.
peneliti harus dapat menentukan secara sengaja
kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian;
2.
penelitian terhadap hal yang sama harus dapat
diulang dalam kondisi yang sama;
3.
peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah,
mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya;
4.
diperlukan kelompok pembanding (control
group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group)
F. RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN
Rancangan
Penelitian Eskperimen digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara
dua variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi peneliti. Rancangan penelitian eksperimen
terdiri dari :
1.
Pra
Eksperimental
Pra
Eskperimental adalah penelitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok
studi tanpa menggunakan kelompok kontrol, serta pengambilan respondon tidak
dilakukan randomisasi.
Dikatakan
pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh.Hal ini disebabkan karena masih terdapat variabel luar yang
ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat (dependen).Jadi hasil
eksperimen yang merupakan variabel terikat (dependen) itu bukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel bebas (independen).Hal ini bisa saja terjadi karena
tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak (random).
Bentuk pra-experimental antara lain:
a.
Rancangan
kasus bentuk tunggal
Bentuk
ini bisa sangat lemah kekuatannya untuk digeneralisasikan, lebih-lebih bila
sudah ada sejak semulanya.
Dimana
dalam rancangan penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment
(perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai
variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen).Dalam
eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur
hasilnya.
b.
Rancanagn
Satu Kelompok Pretest-Postes
Dalam
rancangan ini, pengaruhatau efek suatu tritmen diputuskan berdasarkan perbedaan
antara pretest dengan posttes.
Kalau pada rancangan “a” tidak ada pretest, maka pada
rancangan ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan.
c.
Rancangan
perbandingan kelompok static
Pada
rancangan ini membandingkan suatu kelompok yang menerima tritmen eksperimental
dengan kelompok lainnya yang tak mendapat tritmen.
Pada rancangan ini terdapat satu kelompok yang digunakan
untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen
(yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi
perlakuan).
2.
Quasy
Experiment
Quasy
Experiment adalah penelitian eksperimental dimana pada penelitian ini sudah ada
kelompok studi dan kelompok kontrol, namun pengambilan responden belum
dilakukan secara randomisasi. Pada
rancangan quasi eksperimen terbagi atas :
a.
Rancangan
pretest-posttes yang tak ekivalen
Rancangan ini biasanya dipakaipada
eksperimen yang menggunakan kelas-kelas untuk yang sudah ada sebagai kelompoknya,
baik untuk eksperimen maupun untuk kelompok control.
b.
Rancangan
pretest-posttes pada kelompok tunggal yang materinya ekivalen
Ada dua hal menrik dari rancangan jenis ini yaitu, bisa
dilaksanakan pada kelas utuh tanpa harus bingung dengan pengorganisasian
kembali jadwal luas .Disamping itu situasi buatan dengan segala macam
pengaruhnya dapat dikurangi.Dengan demikian, penangannya dapat dipadukan dengan
kegiatan rutin dikelas bersangkutan.
3.
True
Experiment
True
Experiment Design adalah penelitian experimen dimana kelompok studi dan
kelompok kontrol pengambilan sample-nya dilakukan secara randomisasi, serta
pada kelompok studi dilakukan intervensi variabel sebab sedang pada kelompok
kontrol tidak dilakukan intervensi.
Dikatakan true experimental
(eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam rancangan ini peneliti
dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen.Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi.Ciri utama dari true experimental adalah
bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol
diambil secara random (acak) dari populasi tertentu.Jadi cirinya adalah adanya
kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental
terbagi atas :
a.
Posstest-Only
Control Design
Dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi
perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok
kontrol.
b.
Pretest-Posttest
Control Group Design
Dalam rancangan ini terdapat dua
kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
c.
The
Solomon Four-Group Design
Dalam rancangan ini, dimana salah
satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan
dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok
nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttes.
G.
Langkah-langkah Penelitian Eksperimen
Langkah-langkah
dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian
lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang
perlu ditekankan adalah sebagai berikut.
1.
Adanya permasalahan yang signifikan untuk
diteliti.
2.
Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.
Pembuatan atau pengembangan instrumen.
4.
Pemilihan desain penelitian.
5.
Eksekusi prosedur.
6.
Melakukan analisis data.
7.
Memformulasikan simpulan
Langkah-langkah
pokok penelitian eksperimen meliputi:
1.
Lakukan telaah kepustakaan yang berhubungan
dengan permasalahan.
2.
Identifikasi dan definisikan masalahnya.
3.
Rumuskan hipoteisis, tentukan faktor-faktor
yang berpengaruh, dan definisikan istilah-istilah pokok dan variabel-varibel
penelitiannya.
4.
Susun rencana eksperimennya:
a.
Identifikasi seluruh variabel non-eksperimental
yang mungkin mengkontaminasi eksperimen dan tentukan bagaimana untuk mengontrol
variabel tersebut.
b.
Pilihlah rancangan penelitiannya.
c.
Pilihlah sampel dari subyek yang representatif
bagi populasi, tentukan subyek untuk kelompok kontrol dan tentukan
kelompok-kelompok perlakuan eksperimen.
d.
Pilih atau susun dan validasi instrumen yang
akan digunakan untuk mengukur hasil eksperimen
e.
Rancangkan prosedur pengumpulan data dan
kemungkinan melakukan pilot atau uji coba untuk menyempurnakan instrumen atau
rancangan.
f.
Rumuskan hipotesis statistik atau hipotesis
nolnya.
5.
Lakukan eksperimen
6.
Aturlah/susun data mentah yang diperoleh,
dengan tujuan pengaturan data tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik
terhadap efek yang diperkirakan akan ada.
7.
Terapkan uji signifikansi untuk menentukan
taraf kepercayaan terhadap hasil peneltian .
8.
Buatlah interpretasi terhadap hasil pengujian
tersebut, berikan diskusi, dan buatlah laporannya.
H.
Validitas Penelitian Eksperimen
Kata validitas
berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung pengertian bahwa
sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai dengan kebenaran
yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria tertentu.
Validitas dalam
penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan,
antara lain:
1.
Validitas internal (internal validity)
Dalam setiap
penelitian eksperimental yang berkaitan dengan validitas internal mengandung
beberapa kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan Morrison (2003 :
1024) ada beberapa kelemahan dalam validitas internal, antara lain:
a.
History
b.
Maturation
c.
Testing
d.
Instrumentation
e.
Selection
f.
statistical regretion
g.
experiment mortality
2.
Validitas eksternal (ekternall validity)
Selain dipengaruhi oleh validitas internal,
eksperimen juga dipengaruhi oleh validitas eksternal, antara lain:
a.
interaction of treatments and treatments
Kelemahan ini
terjadi apabila pengalaman responden lebih dari satu treatment. Seseorang yang
dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah mengalami eksperimen yang sama
maka pengamatan kedua terhadap si responden tersebut akan menjadi bias.
b.
interaction of testing and treatment
Dalam
eksperimen pretest, responden harus dipekekan agar mendorong eksperimen dengan
alternatif yang berbeda.
c.
interaction of selection and treatment
Hal ini
menimbulkan pertanyaan dalam membuat generalisasi antara beberapa kategori
manusia antar grup. Sebab diantara mereka telah terjadi hubungan original yang
telah terbentuk sebelumnya.
d.
interaction of setting and treatment
Antara setting
penelitian dengan treatment yang dilakukan akan terjadi interaksi
diantara keduanya. Dengan demikian interaksi keduanya akan mendukung jalannya
proses penelitian yang sedang dilakukan.
e.
interaction of history and treatment
Kadangkala
terjadi hubungan sebab akibat antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang
merupakan kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian
Selanjutnya,
untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat strategi umum yang
dapat digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal, antara lain:
1.
Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk
memilih orang, setting, atau waktu yang digunakan dari populasi yangada agar
generalisasi menjadi lebih baik.
2.
Membuat agar grup individu, manusia ataupun
settingnya dibuat heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak
dapat digunakan.
3.
Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan
agar memperoleh satu grup modal populasi.
4.
Menggunakan terget populasi yang spesifik
(individu, seting, waktu) untuk memenuhi target yang ingin dicapai.
Dalam setiap
penelitian eksperimen perlu diketahui persoalan-persoalan tentang internal
maupun eksternal validitas agar subjektifitas dalam penelitian dapat dihindari.
I.
Contoh-Contoh penelitian
1.
Menyelidiki pengaruh dua jenis metode mangajar
terhadap hasil belajar mata pelajaran tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas
besar dan kecil) dan taraf intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan
cara menempatkan guru secara random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan
metode mengajar
2.
Penelitian untuk menyelidiki pengaruh program
pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap para siswa SMP, dengan
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelompok yang
diperkenalkan dan tidak diperkenalkan dengan program tersebut tersebut dengan
menggunakan pretest-posttest design, dimana hanya setengah dari siswa-siswa
tersebut diberikan pretest untuk menentukan seberapa banyak perubahan sikap
dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan.
3.
Studi untuk menyelidiki
perbedaan pemahaman sains di kelas satu Sekolah Dasar, antara siswa yang
berasal dari Taman Kanak-Kanak dan yang tidak melalui Taman Kanak-Kanak.